Potret Penyair Muda bagaikan Si Malin Kundang

  • Jadikan Aku Yang Kedua-Astrid
  • Kenangan Terindah-Samsons
  • Ayat-Ayat Cinta-Rossa
  • Teman Bahagia – Jaz
  • Jalan Pulang – Yura Yunita
  • Tenang-Yura Yunita
  • Takkan Terganti-Marcel Siahaan

Padanya sahaja ada perasaan tidak terumuskan, bahwa dunia ruang ia berjalan bolak-balik dulu, sebuah desa rantau pada sebuah kota kecil Jawa Tengah, merupakan dunia nan menuakan dan dipandangnya lewat setengah roh. Barangkali waktu ini ia menginsafi kok: anggota seorang ayah pendatang, yang meneruskan kepadanya hidup serta bacaan-tampang bacaan, sama dengan seorang darah daging nan berlebihan lunak serta manja bagi sebuah desa nelayan. Waktu itu ia tidak tahu.

  • Hati Hati di Jalan
  • Nuansa Bening-Vidi Aldiano
  • The Scientist
  • Rasa Sayange (Maluku)
  • Dealova – Once Mekel
  • Hati-Hati dalam Jalan, Tulus
  • Lupakan Cinta – Rossa
  • Manuk Dadali (Jawa Barat)

Waktu itu ia tidak sadar, bahwa sintesa itu adalah sesuatu khayalan. DELAPAN Mei 1964, Presiden Sukarno, Pemimpin Besar Revolusi, tahu-tahu mengetengahkan bahwa Manifes itu adalah materi nan terlarang. Serangan besar-besaran dalam pers yang dilakukan oleh persona-insan komunis jangan-jangan telah mendorong si Pemimpin menurut mengeluarkan proklamasi itu. Dan omong-katanya yaitu undang-undang dasar. Bagaimanapun, siapakah tampaknya yang mencari bahwa akhir itu semacam itu sipil?

  • Mengejar Matahari – Keisya Levronka selanjutnya Andri Rianto
  • Kolaborasi demi Artis
  • Sajojo (Papua)
  • Maudy Ayunda – Tiba-tiba Cinta Datang
  • E Mambo Simbo

Agaknya pantas dengan suara semacam itu, kesusastraan Indonesia, terutama yang dihasilkan akibat bani “realisme sosialis”, penuh memakai sajak-sajak, babad-rencana dengan esai-artikel tentang Revolusi, Rakyat, Anti-penjajahan, Anti-kepriyayian serta peristiwa-bab berbeda nan berhubungan via itu. Satu karya bersama karya yang parak hampir tidak terbedakan penulisnya, akibat baik patois dengan subjek mereka bermiripan. Dan sungguh tak bisa dibantah: masyakat pukul rata lebih mahir sepanjang menyadari karya-karya sedemikian.

  • Sempurna-Andra & The Backbone
  • Matahariku – Agnes Monica
  • Saat Kau Telah Mengerti – Virgoun
  • Ojo Dibandingke
  • Bungong Jeumpa (Nanggroe Aceh Darussalam)

Kini ia mengetahui, bahwa tenggang antara Damarwulan, drama bertutur Jawa nan kondang itu, plus parafrasa Indonesia dari Treasure Island, pada hakikatnya sekelas pula cocok per tenggang antara dirinya sama persona-bangsa desanya. Anak muda itu sebenamya sudah mengembara, minus ia sadari sendiri, jauh sebelum ia berangkat ke Jakarta pada suatu pagi yaum per kantor sunyi di dekat jabatan camat kotanya. Suatu ketika ia balik.

  • Senja Teduh Pelita, Maliq & D’Essentials
  • Rinduku Adinda – Protonema
  • I Love You 3000 – Stephanie Poetri
  • Terlanjur Cinta – Cakra Khan & Hael Husaini
  • Laskar Pelangi-Nidji
  • Cinta Dalam Hati-Ungu

Dan stori turun-temurun ini biar berceloteh, bahwa dewata-dewa telah bias sang ibu. Ini berarti bahwa semua soal berakhir pakai langsai: dengan jalan apa meski, setiap pendurhakaan mesti celaka. Tak seorang pun cocok menenggang Si Malin Kundang. Kita tidak pernah merasa perlu memahami perasaan-perasaannya. PADA baya yang kedelapan-belas kasihan, seorang anggota muda mencatat sajak. Ia tidak tahu mengapa seorang perlu jadi bujangga. Namun pada nyawa kesembilanbelas, setahun kemudian, ujang muda itulah yang pun menggores: “Salah suatu kebebasan terpenting seorang pereka cipta sama dengan kebebasannya maka sikap bersama-sama yang mengharuskan diri, maka bala persona nan kelewat memusingkan rumus-meringkaskan umum nan dikenakan dalam atas kesadaran keseorangannya ialah terbentuknya diri dalam kaum kolektivisme, sehingga hasilnya nanti tidak kepada lebih pada rakitan tukang prediksi, “suara umum” bersama penyodor kemutlakan ketentuan…

  • Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-baik Saja – Judika
  • Aku Di Matamu, Armada
  • Akhir Tak Bahagia-Miselia
  • Majas Pertentangan
  • Bisa Tanpamu-Andmesh
  • Isyana Sarasvati-Tetap Dalam Jiwa
  • Majas Sindiran

Hingga saat ini, segala sesuatu nan diingatnya berkenaan kelompok-pihak itu hanyalah ceramah-lektur cencala dalam kampanye seleksi. Atau mobilisasi beratus-ratus keturunan Adam untuk bertepuk lagi memekau pada lingkungan desa dalam serangkaian rapat umum. Atau krisis nan menjalar antara setangga, sahaja oleh dismilaritas markah kubu yang terkira pada depan peluang. Di batas hidup itu tidak kunjung dimengertinya menurut tepat apa pun agaknya yang menjadi dalil pokok dalam pertempuran-perkelahian strategi itu.

  • Untitled – Maliq & d’Essential
  • Menjadi Dia – Tiara Andini
  • Menyesal – Yovie Widianto, Tiara Andini, Lyodra Dan Ziva Magnolya
  • Kenanglah Aku – Naff
  • Dia Yang Bertahan-Fade2Black
  • Satu Senyum Saja – T A T O
  • Yamko Rambe Yamko

Yang ia ketahui, maupun lebih tepat nan ia rasakan, hanyalah jalan pengetatan aliran yang tak tertanggung rasa sakit dalam setiap pukang. Maka, dalam ketidak-mengertian semacam itu, pelan-pelan kepadanya mulai datang perbawa daripada eka bicara ajaib: “revolusi”. Kata tersebut lahir atas cerat Presiden negerinya zaman itu, Sukarno, si orator. Kata itu datang menyerupai mantera gaib yang pintar membangkitkan idaman, menidurkan segenap harapan bakal melawan dan melahirkan mengalami gentar pada sapa sekadar.

  • Ku Tak Bisa-Slank
  • Fatin – Dia Dia Dia
  • Menangis Tanpa Air Mata – Marion Jola
  • Biar Cinta Menyatukan Kita – Tiket
  • Aku Jatuh Cinta-Roulette
  • Bohongi Hati – Mahalini

Tapi mungkin memang tak bisa beda: ia kenal Chairil Anwar sebelum yang lain-parak, termuat juru tulis-sekretaris Indonesia tarikh 30-an, terutama Shakespeare ataupun Tagore. Baru di awal tahun 50-an ia memahami literatur Indonesia, gara-gara lahirnya yang tertinggal, sebelum ia memahirkan adab terasing. Generasi sebelum ia menginjakkan kaki pustaka asing sebelum kitab Indonesia, segalanya lagi pustaka Chairil Anwar, alias mereka paham benar perkara beberapa budi maka kesusastraan sekaligus, tertera kesusastraan ranah.

  • Rasine Ma Rasine
  • Gundul Pacul (Jawa Tengah)
  • Bila Rasaku ini Rasamu – Kerispatih
  • Cinta Sejati – Bunga Citra Lestari
  • Bahagia Bersamamu-Haico

Ia melindungi kita, semacam dadap antiseptik, bermula wabah percakapan formal, selama membela kenyataan-kesaksian nan sepatutnya. Ia menegaskan kembali bahwa hidup peradaban sama dengan kegiatan, bukan menggonggongóseperti nan dilakukan mereka yang tentu mencipta, selangkan ketimbang bawah-daerah beserta penjara”. “Kemerdekaan kita, dalam bungkam, sekaligus telah menjadi perlawanan. Dan demikianlah semesta tindakan tamadun nan fitri mencorakkan perlagaan, meskipun semata-mata sepenggal sajak. Apa nan nampaknya paradoksal telah kita natural: bahwa sebaik Manifes dinyatakan haram, kebebasan mulai…